LANGKAH-LANGKAH PENERAPAN SMK3/OHSAS18001
Dalam menerapkan Sistem Manajemen K3 (SMK3) ada beberapa tahapan yang harus dilakukan agar SMK3
tersebut menjadi efketif, karena SMK3 mempunyai elemen-elemen atau
persyaratan-persyaratan tertentu yang harus dibangun didalam suatu organisasi atau perusahaan. Sistem Manajemen K3 juga
harus ditinjau ulang dan ditingkatkan secara terus menerus didalam
pelaksanaanya untuk menjamin bahwa system itu dapat berperan dan
berfungsi dengan baik serat berkontribusi terhadap kemajuan perusahaan.
Untuk lebih memudahkan penerapan standar Sistem Manajemen K3,
berikut ini dijelaskan mengenai tahapan-tahapan dan langkah-langkahnya.
Tahapan dan langkah-langkah tersebut menjadi dua bagian besar.
a. Tahap Persiapan.
Merupakan tahapan atau langkah awal yang
harus dilakukan suatu organisasi/perusahaan. Langkah ini melibatkan
lapisan manajemen dan sejumlah personel, mulai dari menyatakan komitmen
sampai dengan kebutuahn sumber daya yang diperlukan, adapun tahap
persiapan ini, antara lain:
- Komitmen manajemen puncak.
- Menentukan ruang lingkup
- Menetapkan cara penerapan
- Membentuk kelompok penerapan
- Menetapkan sumber daya yang diperlukan
b. Tahap pengembangan dan penerapan.
Dalam tahapan ini berisi langkah-langkah
yang harus dilakukan oleh organisasi/perusahaan dengan melibatkan
banyak personel, mulai dari menyelenggarakan penyuluhan dan melaksakan
sendiri kegiatan audit internal serta tindakan perbaikannya sampai
melakukan sertifikasi.
Langkah 1. Menyatakan Komitmen
Pernyataan komintmen dan penetapan
kebijakan untuk menerapan sebuah Sistem Manajemen K3 dalam
organisasi/perusahaan harus dilakukan oleh manajemen puncak. Persiapan
Sistem Manajemen K3 tidak akan berjalan tanpa adanya komintmen terhadap
system manajemen tersebut. Manajemen harus benar-benar menyadari bahwa
merekalah yang paling bertanggung jawab terhadap keberhasilan atau
kegagalan penerapan Sistem K3.
Komitmen manajemen puncak harus dinyatakan bukan hanya dalam kata-kata
tetapi juga harus dengan tindakan nyata agar dapat diketahui,
dipelajari, dihayati dan dilaksanakan oleh seluruh staf dan karyawan
perusahaan. Seluruh karyawan dan staf harus mengetahui bahwa tanggung
jawab dalam penerapan Sistem Manajemen K3 bukan urusan bagian K3 saja.
Tetapi mulai dari manajemen puncak sampai karyawan terendah. Karena itu
ada baiknya manajemen membuat cara untuk mengkomunikasikan komitmennya
ke seluruh jajaran dalam perusahaannya. Untuk itu perlu dicari waktu
yang tepat guna menyampaikan komitmen manajemen terhadap penerapan
Sistem Manajemen K3.
Langkah 2. Menetapkan Cara Penerapan
Dalam menerapkan SMK3, perusahaan dapat menggunakan jasa konsultan dengan pertimbangan sebagai berikut:
- Konsultan yang baik tentu memiliki pengalaman yang banyak dan bervariasi sehingga dapat menjadi agen pengalihan pengentahuan secara efektif, sehingga dapat memberikan rekomendasi yang tepat dalam proses penerapan Sistem Manajemen K3.
- Konsultan yang independen kemungkinan konsultan tersebut secara bebas dapat memberikan umpan balik kepada manajemen secara objektif tanpa terpengaruh oleh persaingan antar kelompok didalam organisasi/perusahaan.
- Konsultan jelas memiliki waktu yang cukup. Berbeda dengan tenaga perusahaan yang meskipun mempunyai keahlian dalam Sistem Manajemen K3 namun karena desakan tugas-tugas yang lain di perusahaan, akibatnya tidak punya cukup waktu.
Sebenarnya perusahaan/organisasi dapat
menerapkan Sistem Manajemen K3 tanpa menggunakan jasa konsultan, jika
organisasi yang bersangkutan memiliki personel yang cukup mampu untuk
mengorganisasikan dan mengarahkan orang. Selain itu organisasi tentunya
sudah memahami dan berpengalaman dalam menerapkan standar Sistem
Manajemen K3 ini dan mempunyai waktu yang cukup.
Beberapa hal yang perlu di perhatikan untuk menggunakan jasa konsultan:
- Pastikan bahwa konsultan yang dipilih adalah konsultan yang betul-betul berkompeten di bidang standar Sistem manajemen K3, bukan konsultan dokumen manajemen K3 biasa yang lebih memusatkan dirinya pada pembuatan dokumen saja.
- Teliti mengenai reputasi dari konsultan tersebut. Apakah mereka selalu menepati janji yang mereka berikan, mampu bekerja sama, dan yang tidak kalah penting adalah motivasi tim perusahaan. Kita dapat meminta informasi secara identitas klien mereka.
- Pastikan lebih dulu siapa yang akan diterjunkan sebagai konsultan dalam proyek ini. Hal ini penting sekali karena merekalah yang akan berkunjung keperusahaan dan akan menentukan keberhasilan, jadi bukan nama besar dari perusahaan konsultan tersebut. Mintalah waktu untuk bertemu dengan calon konsultan yang mereka ajukan dan perusahaan boleh bebas menilainya. Pertimbangan apakah tim perusahaan mau menerima dan dapat bekerjasama dengannya.
- Teliti apakah konsultan tersebut telah berpengalaman membantu perusahaan sejenisnya sampai mendapat sertifikat. Meskipun hal ini bukan menjadi patokan mutlak akan tetapi pengalaman menangani usaha sejenis akan lebih baik dan mempermudah konsultan dalam memahami proses organisasi perusahaan tersebut.
- Pastikan waktu dari konsultan terkait dengan kesibukannya menagani klien yang lain. Biasanya konsultan tidak akan berkunjung setiap hari melainkan 3-4 hari selama sebulan. Makan pastikan jumlah hari berkunjung konsultan tersebut sebelum memulai kontrak kerja sama.
Langkah 3. Membentuk Kelompok Kerja Penerapan.
Jika perusahaan akan membentuk kelompok
kerja sebaiknya anggota kelompok kerja tersebut terdiri atas seorang
wakil dari setiap unit kerja. Biasanya manajer unit kerja, hal ini
penting karena merekalah yang tentunya paling bertanggung jawab terhadap
unit kerja yang bersangkutan.
Peran anggota kelompok
Dalam proses penerapan ini maka perenan anggota kelompok kerja adalah:
- Menjadi agen perubahan sekaligus fasilisator dalam unit kerjanya. Merekalah yang pertama-tama menerapkan Sistem Manajemen K3 ini di unit-unit kerjanya termasuk merobah cara dan kebiasaan lama yang tidak menunjang penerapan sistem ini. Selain itu mereka juga akan melatih dan menjelaskan tentang standar ini termasuk mnafaat dan konsekuensinya.
- Menjaga konsistensi dari penerapan Sistem Manajemen K3, baik melalui tinjauan sehari-hari maupun berkala.
- Menjadi penghubung antara manajemen dan unti kerjanya.
Tanggung jawab dan tugas anggota kelompok kerja
Tanggung jawab dan tugas-tugas yang harus dilakukan oleh anggota kelompok kerja adalah :
- Mengikuti pelatihan lengkap dengan standar Sistem Manajemen K3.
- Melatih staf dalam unit kerjanya sesuai kebutuhan.
- Melakukan latihan terhadap sistem yang berlangsung dibandingkan dengan sistem standar Sistem Manajemen K3.
- Melakukan tinjauan terhadap sistem yang berlangsung dibandingkan dengan sistem standar Sistem Manajemen K3.
- Membuat bagan alir yang menjelaskan tentang keterlibatan unit kerjanya dengan elemen yang ada dalama standar Sistem Manajemen K3.
- Bertanggung jawab untuk mengembangkan system sesuai dengan elemen yang terkait dalam unit kerjanya. Sebagai contoh, anggota kelompok kerja wakil dari divisi suber daya manusia bertanggung jawab untuk pelatihan dan seterusnya.
- Melakukan apa yang telah ditulis dalam dokumen baik diunit kerjanya sendiri maupun perusahaan.
- Ikut serta sebagai anggota tim audit internal.
- Bertanggung jawab untuk mempromosikan standar Sistem Manajemen K3 secara menerus baik di unit kerjanya sendiri maupun di unit kerja lain secara konsisten serta bersama-sama memelihara penerapan sistemnya.
Kualifikasi anggota kelompok kerja
Dalam menunjukan anggota kelompok kerja
sebenarnya tidak ada ketentuan kualifikasi yang baku. Namun demikian
untuk memudahkan dalam pemilihan anggota kelompok kerja, manajemen
mempertimbangkan personel yang :
- Memiliki taraf kecerdasan yang cukup sehingga mampu berfikir secara konseptual dan berimajinasi.
- Rajin dan bekerja keras.
- Senang belajar termaksud suka membaca buku-buku tentang standar Sistem Manajemen K3.
- Mampu membuat bagan alir dan menulis.
- Disiplin dan tepat waktu.
- Berpengalaman kerja cukup didalam unit kerjanya sehingga menguasai dari segi operasional.
- Mampu berkomunikasi dengan efektif dalam presentasi dan pelatihan.
- Mempunyai waktu cukup dalam membantu melaksakan proyek penerapan standar Sistem Manajemen K3 di luar tugas-tugas utamanya.
Jumlah anggota kelompok kerja
Mengenai jumlah anggota kelompok kerja
dapat bervariasi tergantung dari besar kecilnya lingkup penerapan –
biasanya jumlah penerapan anggota kelompok kerja sekitar delapan orang.
Yang pasti jumlah anggota kelompok kerja ini harus dapat mencakup semua
elemen sebagaimana disyaratkan dalam Sistem Manajemen K3. Pada dasarnya
setiap anggota kelompok kerja dapat merangkap dalam working group, dan working group itu
sendiri dapat saja hanya sendiri dari satu atau dua orang. Kelompok
kerja akan diketuai dan dikoordinir oleh seorang ketua kelompok kerja,
biasanya dirangkap oleh manajemen representatif yang ditunjuk oleh
manajemen puncak.
Disamping itu untuk mengawal dan mengarahkan kelompok kerja maka sebaiknya dibentuk panitia pengarah (Steering Committee),
yang biasanya terdari dari para anggota manajemen, adapun tugas panitia
ini adalah memberikan arahan, menetapkan kebijakan, sasaran dan
lain-lain yang menyangkut kepentingan organisasi secara keseluruhan.
Dalam proses penerapan ini maka kelompok kerja penerapan akan
bertanggung jawab dan melaporkan Panitia Pengarah.
Kelompok kerja penunjang
Jika diperlukan, perusahaan yang
berskala besar ada yang membentuk kelompok kerja penunjang dengan tugas
membantu kelancaran kerja kelompok kerja penerapan, khususnya untuk
pekerjaan yang bersifat teknis administrative. Misalnya mengumpulkan
catatan-catatan K3 dan fungsi administrative yang lain seperti
pengetikan, penggandaan dan lain-lain.
Langkah 4. Menetapkan Sumber Daya Yang Diperlukan
Sumber daya disini mencakup
orang/personel, perlengkapan, waktu dan dana. Orang yang dimaksud adalah
beberapa orang yang diangkat secara resmi diluar tugas-tugas pokoknya
dan terlibat penuh dalam proses penerapan. Perlengkapan adalah perlunya
mempersiapkan kemungkinan ruangan tambahan untuk menyimpan dokumen atau
komputer tambahan untuk mengolah dan menyimpan data. Tidak kalah
pentingnya adalah waktu. Waktu yang diperlukan tidaklah sedikit terutama
bagi orang yang terlibat dalam penerapan, mulai mengikuti rapat,
pelatihan, mempelajari bahan-bahan pustaka, menulis dokumen mutu sampai
menghadapi kegiatan audit assessment. Penerapan Sistem
Manajemen K3 bukan sekedar kegiatan yang dapat berlangsung dalam satu
atau dua bulan saja. Untuk itu selama kurang lebih satu tahun perusahaan
harus siap menghadapi gangguan arus kas karena waktu yang seharusnya
dikonsentrasikan untuk memproduksikan atau beroperasi banyak terserap ke
proses penerapan ini. Keadaan seperti ini sebetulnya dapat dihindari
dengan perencanaan dan pengelolaan yang baik. Sementara dana yang di
perlukan adalah dengan membayar konsultan (bila menggunakan konsultan),
lembaga sertifikasi, dan biaya untuk pelatihan karyawan diluar
perusahaan.
Disamping itu juga perlu dilihat apakah
dalam penerapan Sistem Manajemen K3 ini perusahaan harus menyediakan
peralatan khusus yang selama ini belum dimiliki. Sebagai contoh adalah:
apabila perusahaan memiliki kompresor dengan kebisingan diatas rata-rata, karena sesuai dengan persyaratan Sistem Manajemen K3 yang mengharuskan adanya pengendalian resiko dan bahaya
yang ditimbulkan, perusahaan tentu harus menyediakan peralatan yang
dapat menghilangkan/mengurangi tingkat kebisingan tersebut. Alat
pengukur tingkat kebisingan juga harus disediakan, dan alat ini harus
dikalibrasi. Oleh karena itu besarnya dana yang dikeluarkan untuk
peralatan ini tergantung pada masing-masing perusahaan.
Langkah 5. Kegiatan penyuluhan
Penerapan Sistem Manajemen K3 adalah
kegiatan dari dan untuk kebutuhan personel perusahaan. Oleh karena itu
harus dibangun rasa adanya keikutsertaan dari seluruh karyawan dalam
perusahan memlalui program penyuluhan.
Kegiatan ini harus diarahkan untuk mencapai tujuan, antara lain :
- Menyamakan persepsi dan motivasi terhadap pentingnya penerapan Sistem Manajemen K3 bagi kinerja perusahaan.
- Membangun komitmen menyeluruh mulai dari direksi, manajer, staf dan seluruh jajaran dalam perusahaan untuk bekerja sama dalam menerapkan standar system ini.
Kegiatan penyuluhan ini dapat dilakukan
dengan beberapa cara, misalnya dengan pernyataan komitmen manajemen,
melalui ceramah, surat edaran atau pembagian buku-buku yang terkait
dengan Sistem Manajemen K3.
Pernyataan komitmen manajemen
Dalam kegiatan ini, manajemen
mengumpulkan seluruh karyawan dalam acara khusus. Kemudian manajemen
menyampaikan sambutan yang isinya, antara lain :
- Pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja bagi kelangsungan dan kemajuan perusahaan.
- Bahwa Sistem Manajemen K3 sudah banyak diterapkan di berbagai Negara dan sudah menjadi kewajiban perusahaan-perusahaan di Indonesia.
- Bahwa manajemen telah memutuskan serta mengharapkan keikutsertaan dan komitmen setiap orang dalam perusahaan sesuai tugas dan jabatan masing-masing.
- Bahwa manajemen akan segera membentuk tim kerja yang dipilih dari setiap bidang didalam perusahaan.
Perlu juga dijelaskan oleh manajemen
puncak tentang batas waktu kapan sertifikasi system manajemen k3 harus
diraih, misalnya pada waktu ulang tahun perusahaan yang akan datang.
Tentu saja pernyataan seperti ini harus memperhitungkan kensekuensi
bahwa sertifikasi diharapkan dapat diperoleh dalam batas waktu tersebut.
Hal ini penting karena menyangkut kredibilitas manajemen dan waktu
kelompok kerja.
Pelatihan awareness system manajemen K3
Pelatihan singkat mengenai apa itu Sitem
Manajemen K3 perlu dilakukan guna memberikan dan menyamakan persepsi
dan menghindarkan kesimpang siuran informasi yang dapat memberikan kesan
keliru dan menyesatkan. Peserta pelatihan adalah seluruh karyawan yang
dikumpulkan di suatu tempat dan kemudian pembicara diundang untuk
menjelaskan Sistem Manajemen K3 secara ringkas dan dalam bahasa yang
sederhana, sehingga mampu mengunggah semangat karyawan untuk menerapkan
standar Sistem Manajemen K3. Kegiatan awareness ini bila mungkin dapat dilakukan secara bersamaan untuk seluruh karyawan dan disampaikan secara singkat dan tidak terlalu lama.
Dalam awareness ini dapat disampaikan materi tentang :
- Latar belakang dan jenis Sistem Manajemen K3 yang sesuai dengan organisasi.
- Alasan mengapa standar Sistem Manajemen K3 ini penting bagi perusahaan dan manfaatnya.
- Perihal elemen, dokumentasi dan sertifikasi secara singkat.
- Bagaimana penerapannya dan peran setiap orang dalam penerapan tersebut.
- Diadakan tanya jawab.
Membagikan bahan bacaan
Jika pelatihan awareness hanya
dilakukan sekali saja, namun bahan bacaan berupa buku atau selebaran
dapat dibaca karyawan secara berulang-ulang. Untuk itu perlu dicari
buku-buku yang baik dalam arti ringkas sebagai tambahan dan bersifat
memberikan pemahaman yang terarah, sehingga setiap karyawan senang untuk
membacanya. Apabila memungkinkan buatlah selebaran atau bulletin yang
bisa diedarkan berkala selama masa penerapan berlangsung. Lebih baik
lagi jika selebaran tersebut ditujukan kepada perorangan dengan menulis
nama mereka satu persatu, agar setiap orang merasa dirinya dianggap
berperan dalam kegiatan ini. Dengan semakin banyak informasi yang
diberikan kepada karyawan tentunya itu lebih baik – biasanya masalah
akan muncul karena kurangnya informasi. Informasi ini penting sekali
karena pada saat melakukan assessment, auditor tidak hanya bertanya pada
manajemen saja, tetapi juga kepada semua orang. Untuk sebaiknya setiap
orang benar-benar paham dan tahu hubungan standar Sistem Manajemen K3
ini dengan pekerjaan sehari-hari.
Langkah 6. Peninjauan sistem
Kelompok kerja penerapan yang telah
dibentuk kemudian mulai bekerja untuk meninjau system yang sedang
berlangsung dan kemudian dibandingkan dengan persyaratan yang ada dalam
Sistem Manajemen K3. Peninjauan ini dapat dilakukan melalui dua cara
yaitu dengan meninjau dokumen prosedur dan meninjau pelaksanaan .
- Apakah perusahaan sudah mengikuti dan melaksanakan secara konsisten prosedur atau instruksi kerja dari OHAS 18001 atau Permenaker 05/men/1996.
- Perusahaan belum memiliki dokumen, tetapi sudah menerapkan sebagian atau seluruh persyaratan dalam standar Sistem Manajemen K3.
- Perusahaan belum memiliki dokumen dan belum menerapkan persyaratan standar Sistem Manajemen K3 yang dipilih.
Langkah 7. Penyusunan jadwal kegiatan
Setelah melakukan peninjauan system maka
kelompok kerja dapat menyusun suatu jadwal kegiatan. Jadwal kegiatan
dapat disusun dengan mempertimbangkan hal-hal berikut :
Ruang lingkup pekerjaanDari hasil tinjauan sistem akan menunjukan beberapa banyak yang harus disiapkan dan berapa lama setiap prosedur itu akan diperiksa, disempurnakan, disetujui dan diaudit. Semakin panjang daftar prosedur yang harus disiapkan, semakin lama waktu penerapan yang diperlukan.
Kemampuan wakil manajemen dan kelompok kerja penerapan
Kemampuan disini dalam hal membagi dan
menyediakan waktu. Seperti diketahui bahwa tugas penerapan bukanlah
satu-satunya pekerjaan para anggota kelompok kerja dan manajemen
representative. Mereka masih mempunyai tugas dan tanggung jawab lain
diluar penerapan standar Sistem Manajemen K3 yang kadang-kadang juga
sama pentingya dengan penerapan standar ini. Hal ini menyangkut
kelangsungan usaha perusahaan seperti pencapaian sasaran penjualan,
memenuhi jadwal dan taget produksi.
Keberadaan proyek
Khusus bagi perusahaan yang kegiatanya
berdasarkan proyek (misalnya kontraktor dan pengembangan), maka ketika
menyusun jadwal kedatangan asesor badan sertifikasi, pastikan bahwa pada
saat asesor datang proyek yang sedang dikerjakan.
Langkah 8. Pengembangan Sistem Manajemen K3
Beberapa kegiatan yang perlu dilakukan
dalam tahap pengembangan Sistem Manajemen K3 antara lain mencakup
dokumentasi, pembagian kelompok, penyusunan bagan air, penulisan manual
Sistem Manajemen K3, Prosedur, dan instruksi kerja.
Langkah 9. Penerapan Sistem
Setelah semua dokumen selesai dibuat,
maka setiap anggota kelompok kerja kembali ke masing-masing bagian
untuk menerapkan system yang ditulis. Adapun cara penerapannya adalah:
- Anggota kelompok kerja mengumpulkan seluruh stafnya dan menjelaskan mengenai isi dokumen tersebut. Kesempatan ini dapat juga digunakan untuk mendapatkan masukan-masukan dari lapangan yang bersifat teknis operasional.
- Anggota kelompok kerja bersama-sama staf unit kerjanya mulai mencoba menerapkan hal-hal yang telah ditulis. Setiap kekurangan atau hambatan yang dijumpai harus dicatat sebagai masukan untuk menyempurnakan system.
- Mengumpulkan semua catatan K3 dan rekaman tercatat yang merupakan bukti pelaksanaan hal-hal yang telah ditulis. Rentang waktu untuk menerapkan system ini sebaiknya tidak kurang dari tiga bulan sehingga cukup memadai untuk menilai efektif tidaknya system yang telah dikembangkan tadi. Tiga bulan ini sudah termasuk waktu yang digunakan untuk menyempurnakan system dan memodifikasi dokumen.
Dalam praktek pelaksanaannya, maka
kelompok kerja tidak harus menunggu seluruh dokumen selesai. Begitu satu
dokumen selesai sudah mencakup salah satu elemen standar maka penerapan
sudah dapat dimulai dikerjakan. Sementara proses penerapan system
berlangsung, kelompok kerja dapat tetap melakukan pertemuan berkala
untuk memantau kelancaran proses penerapan system ini. Apabila
langkah-langkah yang terdahulu telah dapat dijalankan dengan baik maka
proses system ini relative lebih mudah dilaksanakan. Penerapan system
ini harus dilaksanakan sedikitnya tiga bulan sebelum pelaksanaan audit
internal. Waktu tiga bulan ini diperlukan untuk mengumpulkan bukti-bukti
( dalam bentuk rekaman tercatat) secara memadai dan untuk melaksanakan
penyempurnaan system serta modifikasi dokumen.
Langkah 10. Proses sertifikasi
Ada sejumlah lembaga sertifikasi Sistem
Manajemen K3. Misalnya Sucofindo melakukan sertifikasi terhadap
Permenaker 05 /Men/1996. Namun Untuk OHSAS 18001:1999
organisasi bebas menentukan lembaga sertifikasi manapun yang
diinginkan. Untuk itu organisasis disarankan untuk memilih lembaga
sertifikasi OHSAS 108001 yang paling tepat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar