Tingkatkan Teknologi Kesehatan Demi Kemandirian Produk Kesehatan
Jakarta – Bidang
kesehatan, khususnya sektor farmasi dan alat kesehatan merupakan salah satu
bidang spesifik yang dikategorikan sebagai regulator utama, karena menyangkut
derajat hidup orang banyak. Dalam pengembangannya, sektor farmasi dan alat
kesehatan sangat erat hubungannya dengan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pada acara
peresmian “The Indonesian 4th
Laboratory, Scientific, Analytical Equipments, and Services Exhibition and
Conference”, serta sekaligus peluncuran “Buku
Outlook Teknologi Kesehatan BPPT”;
Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi M. Nasir didampingi oleh
Dirjen Riset dan Pengembangan M. Dimyati.
Dalam pidatonya,
Menteri Nasir berharap para peneliti Indonesia
dapat menghasilkan produk-produk yang bisa memberikan manfaat, mendesain
dan melaksanakan penelitian dan pengembangan obat dan teknologi kesehatan, yang
berbasis keaneka ragaman hayati (biodiversity) lokal Indonesia.
Industri kesehatan
merupakan industri yang padat modal dan padat teknologi dengan rantai nilai
yang panjang. Teknologi farmasi dan alat kesehatan berkembang dengan sangat
pesat di dunia. Indonesia harus segera meningkatkan pengembangan teknologi
terutama dalam pengembangan bahan baku obat, sediaan biologi, serta alat
kesehatan berteknologi tinggi.
“Obat-obat yang ada
di Indonesia bahan bakunya hampir 90% adalah impor,” tegas Nasir. Banyak aspek yang harus ditangani
dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan terutama peningkatan derajat kesehatan
masyarakat Indonesia melalui upaya prefentif, promotif, uratif, dan
rehabilitatif.
Teknologi kesehatan
merupakan bagian yang sangat penting dan diperlukan dalam upaya meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat, mewujudkan kemandirian produk kesehatan, dan
meningkatkan daya saing industri kesehatan.
Untuk mewujudkan
keberhasilan program kesehatan diperlukan pelayanan kesehatan yang
terintregrasi dan juga dukungan industri yang kuat. Layanan kesehatan yang
terintregrasi ini sudah terwujud dengan diimplementasikannya Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN) yang merupakan sistem jaminan nasional Indonesia.
Kedepannya para
peneliti dituntut untuk mengembangkan
hal-hal tersebut agar dapat lebih cepat beradaptasi dengan kebutuhan Industri
kesehatan yang dilakukan masyarakat Indonesia.
Tim Kerjasama dan
Komunikasi Publik – Kemristekdikti (widi/bkkp).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar